Rabu, 01 Desember 2010

Selangkah Telah uSai

SELANGKAH TELAH USAI
sepenuh jiwa merangkai rasa takut menjadi yakin
sekuat hati meringankan beban yang kian berat
dengan basmalah kutetapkan hati melangkah pasti
di bawah cahaya kasihMu

Minggu, 03 Oktober 2010

sapAAn SaHABAT LAMA


“Sepi” bukan berarti ‘hilang”
“Diam” bukan berarti “lupa”
“Jauh” bukan berarti “putus” karena antara kita ada satu ikatan yang tak mudah dilupakan PERSAHABATAN
Sungguh indah sapaan sahabat lama di beningnya pagi. Kembali merangkai masa indah bersama seragam abu-abu yang menari pelan.
Beginilah arti sahabat. Tak pernah hilang dalam sepi. Takkan lupa walau diam. Dan tak mungkin putus walau jauh.
Ah, sungguh mesra rangkulan-rangkulanmu dulu, Sobat. Meski kini sulit untuk aku dapatkan lagi. Tapi bingkai kata-katamu tak pernah lepaskan ikatan kita.

Rabu, 29 September 2010

wARNa WaRNI bARUGA


WARNA-WARNI BARUGA
Entah kenapa harus kuberi judul seperti itu? Tapi, begitulah adanya. 15 September 2010 di saat jiwa-jiwa penuh bahagia berjalan anggun dan gagah dengan penuh percaya diri bergegas memadati ruangan Baruga AP.Pettarani UNHAS, aku pun bergelut dengan sejuta warna yang menghiasi baruga itu. Ungu, pink, hijau, biru dsb beradu cantik dan menawan mencoba bercerita tentang kebahagiaan pemakainya. Kebahagiaan atas kesuksesan telah merampungkan strata satunya. Pantaskah ini dirayakan? Mungkinkah ini adalah murni akhir yang bahagia?
Tak perlu aku memungkiri, aku pun bahagia seperti mereka. Tapi, di sisi lain dalam hatiku ada galau, sedih dan ketakutan. Warna hatiku seperti warna-warni baruga itu. Aku bahagia karena telah menamatkan strata satu dengan sempurna dan predikat dambaan semua mahasiswa. Aku sedih karena banyak hal yang harus kutinggalkan. Impian selama mahasiswa, teman, kampus, organisasi dan mungkin Makassar pun kan jauh di mata. Dan ketakutan karena amanah yang semakin berat. Amanah pada diri dan masa depan, orang tua, keluarga, agama dan bangsa.
Sungguh galau aku memikirkan semua itu. Gerbang baru telah terbuka dan kehidupan baru harus ditempuh dengan penuh semangat meski dengan teman, tempat dan tantangan yang beda. Tiada lagi teman yang dulu selalu penuh cerita dan inspirasi. Organisasi yang mewadahi hobi dan amal, tamatlah sudah.
Jalan masih panjang dan inilah hidup. Datang dan kembali. Ada dan tiadanya akan menyertai kesabaran dan perjuangan. Tak mungkin menyalahi fitrah dunia yang pasti kan berputar. Kita harus pandai memainkan setiap peran yang dititipkan Sang Pencipta. Siap atau tidak peran itu akan tetap melekat. Siapa pun dirimu pasti kan bertemu dengan peran baru yang akan menemanimu sampai rentang waktu yang telah ditentukan. Suka atau tidak, that’s life. So, ingin tetap hidup bahagia maka menjalaninya dengan baik dan penuh tanggung jawab adalah solusinya.
Warna-warni baruga di hari itu akan menjadi semangat juang di kehidupan baru kami. Ini adalah awal perjuangan yang sesungguhnya. SELAMAT DATANG DI DUNIA REALITA. KEEP ISTIQOMAH! DAN TERUS BELAJAR!

Minggu, 19 September 2010

Bukan Al Qur'an yang mereka bakar


Springfield - Pembatalan aksi pembakaran Al Quran di Amerika Serikat cuma omong kosong, buktinya dua pendukung Pendeta Terry Jones tetap melakukan aksi tersebut.
Pelakunya adalah Pendeta Bob Old dan Pendeta Danny Allen, keduanya membakar Al Quran pada Sabtu (11/9) di hadapan sekelompok orang yang sebagiannya merupakan awak media.
He...he..he...mereka menganggap telah membakar Al Qur'an. Sorry sorry sorry jek, mereka salah. Yang mereka bakar hanyalah mushaf. Lo kok/ bedanya/
Dr. Shalah Ibadah, pakar ilmu al-Qur'an mengatakan kepada Al-Arabiya.net, bahwa al-Qur'an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kalimatnya dapat didengar dan dibaca. Sedangkan mushaf adalah sesuatu yang tertulis di dalam lembaran-lembaran.
hakekat al-Qur'an adalah firman Allah yang terjaga di lauhil mahfudz. Al-Qur'an diturunkan secara tilawah dan dapat didengar, bukan secara tertulis. Dan Rasullah menyampaikan al-Qur'an kepada umatnya secara tilawah. Sedangkan mushaf adalah kumpulan kertas yang di dalamnya bertuliskan tulisan ayat-ayat al-Qur'an.
mereka telah keliru, bahkan kebanyakan dari umat Islam juga masih tidak dapat membedakan antara al-Qur'an dengan mushaf. Maka, jika ada orang yang ingin membakar mushaf, itu tidak akan berpengaruh sama sekali dengan al-Qur'an, karena Allah telah menjaganya.
meski mereka menganggap telah membakarnya namun meski demikian, itu semua sama sekali tidak akan membahayakan umat Islam sedikitpun, dan tidak akan mempengaruhi keyakinan kita dalam mensucikan al-Qur'an.
Dalam Al-Qur'an surat Al-Hijr, surat ke 15 ayat ke 9, Allah Swt. berfirman:

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."

Ayat di atas merupakan komitmen dan jaminan dari Allah Swt., bahwa Dia selain menurunkan dan mewahyukan Al-Quran, juga berkomitmen akan menjaga kemurniannya hingga Hari Kiamat.
so, jangan terpengaruh dengan aksi itu. Al Qur'an kan abadi dan tetap menjadi pedoman hidup menuju kebahagiaan dunia akhirat. inilah kitab yang asli.wahyu Allah kepada manusia pilihan Muhammad SAW untuk seluruh alam. KEEP ISTIQOMAH AND WE LOVE QUR'AN

Rabu, 28 Juli 2010

catatan akhir


Bersama waktu kutapaki gerbang baru
Merah, agung dan harum
Berkilah idealisme keteguhan misi
Menulis catatan-catatan kemanusiaan
Sayang, itu empat tahun silam
Saat bara juang masih merah
Meredam ego pada cita dan niat luhur
Kini, hitam putih menghapus gundah
Memilah asa yang nyata
Memilih tetes tinta emas, adakah?
Ah, sulit mencari fakta kemilau
Hitam dan putih hanya bauran abu-abu
Dalam catatan akhir seorang mahasiswa
Pencarian jati diri, keadilan, ikrar, solidaritas dan kesamaan
Hanya dalam teriakan dan pekik
Atau sekedar demonstrasi?
26/Juli/2010

Sabtu, 26 Juni 2010

Bosan dengan kata cinta?


Udah bosan ngebahas cinta. Aku juga. Tapi entah kenapa hari ini aku ingin menulis tentang cinta. Berkisah tentang cinta anak manusia seperti tak berujung. Tema mungkin satu tapi alurnya berliku dan tak berujung. Begitulah cerita cinta anak manusia. Novel, cerpen, puisi, lagu, lukisan dan berbagai wadah lainnya tak pernah sepi dari cinta dan takkan habis pengilustrasian tentangnya. Sejuta orang, beribu tulisan, ulasan, buku dan topik pembicaraan tentang cinta selalu saja heboh, seru dan tidak ada matinya. Berbeda dari setiap kepala.
Pengkhianatan, selingkuh,kecemburuan, putus, patah hati, madu 2, kesetiaan, cinta pertama, cinta terlarang, cinta suci, cinta sejati bla bla bla. Ufh, banyak banget bumbu-bumbu cinta itu. Aku butuh cinta, kamu, dia, mereka, kalian. Semua butuh cinta.
Oleh karena itu, Cinta menjadi sombong. Seakan penguasa. Dan dengan lihainya memainkan peran sesuka hati. Dia memperdaya pengikutnya. Kadang menawarkan kenikmatan lalu mencampakkan. Mematikan saraf-saraf dari pikiran logis. Memutuskan tali persaudaraan, sahabat dan kekeluargaan. Bahkan cinta takkan segan mengantar pengikutnya ke neraka lewat pintu utama yaitu bunuh diri, kalau tak sempat dia akan menurunkannya di rumah sakit jiwa. Ah, cinta itu kejam.
No!!! Tak semua cinta itu kejam. Ada cinta yang suci, mulia dan penuh kasih sayang. Mempertemukan dua insan yang saling mencintai, mengantarkannya ke pelaminan, dan menghadiahkan bocah-bocah lucu penuh keceriaan dan kebahagiaan. Itulah cinta yang sebenarnya. Oh, ternyata cinta itu indah.
Keindahan cinta dan kejamnya tergantung kita menjalani dan memaknainya. Cinta akan berbentuk dan bekerja sebagaimana pengikutnya menghadirkan, menumbuhkan, memelihara dan mengoperasikan cinta.
Cinta adalah pilihan. Semoga cinta yang kita cari dan akan dijalani adalah cinta yang indah. Cinta karena Allah. Cin

Selasa, 22 Juni 2010

berkenalan dengan metadon.


Kawan, sudahkah kamu mengenal istilah baru ini? Kalau belum aku akan mencoba sedikit memperkenalkannya. Tapi kalau HIV, AIDS, Napza pasti sudah pada tahu dong.
Apasih metadon itu?
Metadon (Dolophine, Amidone, Methadose, Physeptone, Heptadon dan masih banyak lagi nama persamaannya) adalah sejenis sintetik opioid yang secara medis digunakan sebagai analgesik (pereda nyeri), antitusif (pereda batuk) dan sebagai terapi rumatan pada pasien dengan ketergantungan opioid.
Berdasarkan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 494/MENKES/SK/VII/2006, metadon adalah suatu opiat sintetik yang menyebabkan pasien akan mengalami ketergantungan fisik. Jika ia berhenti mengkonsumsi metadon secara tiba-tiba ia akan mengalami gejala putus zat.
Apa kelebihannya?
Nah ini yang penting. Kenapa kita harus berkenalan dengan metadon? Ada apa sih dengan metadon? Oke.simak yuk!
Methadone sama halnya dengan morphin dan heroin sehingga mempunyai mekanisme kerja yang sama pada reseptor opoid dan karenanya akan menghasilkan efek yang sama. Durasi kerjanya yang lama dan harganya yang relatif murah sehingga banyak dimanfaatkan terutama untuk kepentingan medis.
Methadon mempunyai efek toleransi silang yang baik dengan golongan opioid lainnya seperti heroin atau morphine dan oleh karenanya methadone cukup bermanfaat jika digunakan sebagai agen rumatan ketergantungan opoid. Selain itu juga karena waktu paruh dan jangka kerjanya yang lama, akan membuat stabilisasi pasien lebih baik sehingga proses kecanduan terhadap opoid akan berkurang. Dengan demikian usaha-usaha pasien untuk mengkonsumsi substansi heroin, morfin atau obat sejenisnya melalui suntikan juga akan berkurang.
Metadon dipakai sebagai salah satu terapi untuk ketergantungan Napza. Benarkah??
Yupp,metadon digunakan dalam terapi ketergantungan napza, namanya terapi rumatan metadon. Dan nama programnya adalah program terapi rumatan metadon. Bertujuan dalam pengurangan dampak buruk narkoba, terapi metadon bertujuan mengurangi dampak buruk pada individu dan sosial yang terkait dengan penggunaan opiat ilegal.
Apa manfaat terapi ini?
Terapi metadon akan mengurangi atau menghilangkan penggunaan heroin, mengurangi angka kematian dan mengurangi angka kriminalitas yang berhubungan dengan pemakaian heroin. Dengan demikian pasien mempunyai kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan meningkatkan produktivitasnya secara sosial. Secara lebih jauh lagi terapi metadon berpotensi untuk mengurangi paparan berbagai macam infeksi yang disebabkan karena pemakaian jarum suntik bergantian.
Prinsip utama rumatan methadone adalah untuk meniadakan keadaan sakau (putus obat), meminimalkan gejala-gejala putus obat dan menghilangkan efek euphoria yang disebabkan heroin. Secara medis, rumatan methadone terbukti aman dan bahkan bisa diindikasikan juga pada pecandu perempuan yang sedang hamil. Terapi metadon ini juga secara signifikan mengurangi laju penularan infeksi HIV. Yang lebih penting lagi, methadone mampu meningkatkan produktivitas pecandu secara sosial sehingga berbagai masalah sosial yang timbul dapat diminimalisir atau bahkan dapat dihilangkan (seperti masalah pendidikan dan pekerjaan).
KEREN KAN? Nah tugas kita sekarang adalah mempromosikannya, mengajak teman saudara kenalan keluarga dan orang sekitar yang mungkin mengkonsumsi narkoba khususnya narkoba suntik untuk ikut terapi metadon. Tetap, say no to drugs!!!

Selasa, 08 Juni 2010

Ingatan pada kepedihan silam


kepedihan 7 tahun silam mungkinkah kembali muncul? Ya, bahkan kepedihan puluhan tahun pun sulit tuk dibuang. Karena kepedihan itu, aku mengingat dia. Segelumit tanya membawaku pada masa SMP dan dia. Dia yang over protectif, prefect di mata teman-temanku tapi bukan di mataku.
Pilih kasih, tak adil dan berbisa sedikit kulihat di pribadinya yang disiplin. Ah, guruku. Mungkin pedih ini tak ada yang tahu. Engkau pun pasti tak sadar telah menyakitiku. Tapi sungguh sebaris kalimat yang pernah kau ucapkan di hadapan aku dan teman-temanku telah menjadi prasasti hitam di hati dan masa laluku.
(Tapi terima kasihku selalu ada untukmu)

Minggu, 06 Juni 2010

manusia hitam



Siapakah manusia hitam itu?
Manusia dalam hitam
Hitam yang menggelapkan
Merabunkan titik-titik fitrah
Kuku tajam, kotor penuh darah terus terasah
Mengilap bernoda nista
Nista sungguh nista tak terjamah
Siapakah manusia hitam itu?
Manusia dalam hitam
Hitam dibalik putih
Putih yang suci, oh???
Putih obsesi dosa
Atas nama manusia
Dialah manusia hitam itu
Berbelati jubah bagi saudaramu

Jumat, 28 Mei 2010

hari tanpa metadon?


Hari tanpa metadon adalah sebuah kemustahilan dalam hidup V sekarang.. Sejak memutuskan untuk putus hubungan dengan putaw tiada hari lagi tanpa metadon baginya. Di sinilah, di klinik terapi metadon tempat nongkrongnya setiap hari.
V harus mampu bangun pagi dan ikut terapi karena bila terlambat maka tubuhnya akan meronta. Sudah menjadi rutinitas dan V menikmatinya.
Sejak ikut terapi, banyak hal yang berubah dalam diri V terutama perubahan perilaku. Sekarang dia sudah mampu bangun pagi, pola makan teratur, tidur teratur, dan berat badan naik akhirnya jadi tambah cakep. He..he..he.. bukan aku yang bilang lho, tapi V.

V merasa beruntung ikut terapi karena tabungan orang tua menjadi aman dan tak mengalir deras ke sakunya. Selain metadon murah dibandingkan putaw, tapi juga hemat, legal dan simpel. Cukup Rp. 5.000 sudah dapat 1 dosis+ gula-gula, sekali teguk sakau hilang, efeknya pun mirip heroin cuma agak pahit. Tidak perlu lagi main kucing-kucingan dengan aparat
V yakin suatu hari nanti, entah kapan? Dia pasti akan bebas dari semua pengaruh opium, candu dkk itu. Pada saat itu datang, dia ingin menemukan cintanya, meraih dan merengkuhnya lama hingga pada keabadian. Semoga, Amin.
(Tetap SEMANGAT!!! Buat kakak2 di semua klinik PTRM di Indonesia.)

Selasa, 18 Mei 2010

ku kenal dia dengan nama Eri


Perjumpaan dengannya adalah hal yang biasa saja. Bahkan terlalu biasa. Dia layaknya orang kebanyakan yang kukenal. Aku tepatnya kami (para etoser) mengenalnya dengan sebuah nama lengkap khas bugis Makassar. Namanya pun biasa saja. Ah, sungguh tak ada yang istimewa pada awal jumpa.
Tapi siapa yang menyangka, saat dia mulai berbicara, mengungkapkan tautan kata serta merajut benang-benang ide dari balik tempurung kepalanya mampu menyentuh sedikit simpatiku. “Ah, dia cerdas dan luar biasa”. Semakin bertambah durasi yang kuberikan padanya ternyata mampu mengubah seleraku.”kok dia menjadi sok tahu banget.” Kelihaian lidah berucap dan tarian otak yang lincah menjadikannya tampak unik. Tanpa menunggu pengakuan dia telah menjadi selebriti hari Kamis yang tak henti dibicarakan hingga kini.
Kawan, ada yang salah dari perjumpaan itu. Egoku yang terlalu tinggi membutakan hatiku melihat permata yang sedang kemilaunya itu. Hari ini, aku tersadar bahwa dia layak menjadi primadona dalam dunia yang kugemari dan dia candu. Dunia kata layak menyambutnya menjadi pendatang berbakat.
Membaca buah pikiran dan lukisan penanya menjadi penyadaran bagiku. Kedewasaan dalam menjalani hidup yang dilakoninya sungguh jauh dari usia mudanya. Aku menjadi teringat tokoh utama film “Orphan” yang cerdas dan santun melebihi seusianya.
Ada sebuah kalimat mengawali riwayat hidupnya “miskin adalah sahabat yang mencintaimu dengan rasa sakit yang kelak menguatkanmu, menjatuhkan airmatamu untuk mengajarkan makna bersyukur dan akan berbahagia bila suatu saat kau meninggalkannya dan mengingatnya sebagai pelajaran berharga.”( Eri,26/03/10) Aku terenyuh, bagiku kata seindah ini tak mungkin lahir dari gadis mungil ini. jika bukan karena pengalaman hidup.
Kawan, beratnya hidup yang dia jalani telah membungkus jiwanya dalam ketegaran tiada tara. Takdir mempermainkan hari-harinya tanpa musyawarah. Membawanya pada banyak persinggahan dan kepahitan demi sebuah titik terang masa depan. Dan akhirnya memang akan terlalu indah. “Ada yang bertanya kenapa pemandangan dari puncak gunung itu sangat indah. Bagiku letak keindahannya bukan pada pemandangan yang tampak di depan namun pada jatuh bangun yang dilalui dibelakang yang menghasilkan afirmasi positif bahwa apa yang terbentang di hadapan kita adalah hasil dari sebuah proses pendakian yang luar biasa. Proses itulah keindahan yang sebenarnya.” (Eri,26/03/10)
Sayang, mungkin hanya waktu dan takdir baik baginya yang akan mempertemukanku pada Eri.
(bagiku sulit untuk mengagumi seseorang tapi dia memang beda dan unik.)

Rabu, 21 April 2010

Sebuah Pengakuan


Berada dalam jeratan narkoba adalah sebuah takdir yang tertolak. Walau hanya keingintahuan yang menyeret langkah ke dalamnya tapi tak ada yang mampu berlari. Apa yang mampu dilakukan diri dan jiwa saat tekanan Si narkoba begitu kuat? Apatah lagi jika yang bertingkah bukanlah otak tapi badan.Berawal dari sebuah program baru yang diperkenalkan orang tuanya, Renal (nama samaran) pun mencoba ikut dalam terapi metadon yaitu terapi untuk pengguna napza suntik. Yang mana metadon itu sendiri adalah sebuah opiat sintetik. Kurang lebih 2 tahun dia mengikuti terapi ini dan hasilnya luar biasa terutama pada perubahan perilaku. Tak ada tujuan lain ikut dalam terapi ini selain keinginan untuk lepas dari jeratan narkoba.
“Seandainya raenkarnasi itu ada, aku pasti orang pertama yang mendaftar. Walau aku harus terlahir kembali sebagai seorang abnormal atau bodoh daripada sok tahu akhirnya beginilah diriku. Ingin sekali rasanya aku kembali menjadi anak kecil yang belum tahu apa. tidak kenal narkoba dan perilaku buruk lainnya. Polos. Tapi, yah sudahlah sepertilah aku sekarang.”Sebuah pengakuan polos yang menyentuh. Hanya sebuah keinginan yang mungkin kecil tapi maknanya luar biasa. Tak muluk-muluk ia meminta kemewahan dan ketenaran hanya kesucian jiwa raga dari noda hitam setan dalam narkoba. Walau jeratan itu kuat mengekang tapi tak memupuskan keinginan belajarnya. Jalur akademik yang ditempuh telah di ambang sarjana meski sakit karena narkoba mengiringinya dari bangu SMP.
Benarlah firman Allah yang mengatakan bahwa segala perbuatan itu akan mendapat ganjaran yang setimpal. Tapi yakinlah bahwa pintu tobatNya Maha Luas.





Jumat, 02 April 2010

film 3 idiot penuh inspirasi


film yang sedang hangat dibicarakan saat ini adalah 3 idiot, sebuah film yang dibintangi oleh Amir khan ini cukup menarik perhatian khalayak. Rasa penasaran karena membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa sebuah film baru "3 idiot" hampir mengalahkan popularitas my names is khan langsung memaksaku mencari file film ini. Dan alhamdulillah seorang teman membawakannya untuk kami.
Aku bukan seorang pengamat film tapi cukup banyak film yang sudah saya nonton, karwena itu aku berani berkata bahwa film "3 idiot" adalah sebuah film inspiratif yang keren
alur cerita yang diatur apik tak membosankan ini membuat kita merasa film dengan durasi 3 jam ini terasa singkat. emosi penonton mengikuti alur yang kadang menyita airmata. saat mata masih basah, bibir sudah tertawa. kocak, gila, sedih, romantis, semangat dll bercampur bagai rujak..eh bukan tapi jus alpokat atau..apalah.
banyak pesan yang diungkap sederhana dalam film ini seperti" lakukanlah apa yang hati kamu suka", "dalam meraih masa depan kita harus fokus", "sekolah bukan untuk mencari ijazah tapi kebesaran jiwa" dan masih banyak lagi tentang persahabatan, bakat, dan kehidupan.Warna-warni jalan yang akan ditempuh manusia, kadang sulit dan senang. tapi sentuhlah hatimu dan katakan ALL IS WELL. Jangan takut melakukan perubahan walau itu sulit dan dibenci. MARI BELAJAR adalah pesan terakhir dalam film ini.

Sabtu, 27 Maret 2010

PERNAHKAH ENGKAU?



Pernahkah engkau merasa rindu?
Pernahkah engkau merasa perih?
Pernahkah engkau merasa sepi?
Pernahkah engkau merasa butuh?
Pernahkah engkau merasa terabaikan?

Pernahkah engkau mencoba bertanya?


Pernahkah engkau mencoba berlari?
Pernahkah engkau mencoba menolak?
Pernahkah engkau mencoba berpaling?

Andai engkau pernah berdiri bersamaku
Memandang pada sisi garis mataku
Di sudut lihai yang sulit kau jangkau
Pernahkah engkau mencoba memahami rasaku?(pukul 23:03, 26 maret 2010 )


Rabu, 24 Maret 2010

Sang Pemuja


Akulah Sang Pemuja
merintih dalam dzikir
meratapi hati yang kian jauh dalam pesonanya
rasa ini nyata... jelas...dan tampak
tapi yang dipuja tetap dengan dunianya
Akulah Sang Pemuja
belajar tertatih pada suara hati
meminta setitik cahayanya
aku tak menanti rasa ini berbalas
karena inilah aku
Akulah Sang pemuja
mencinta pada hambaNya

bukan menghamba pada cintanya
karena semua hanya akan begini
menyisa suka dan puja
biarlah rasa pada kesuciannya
dan aku akan tetap memuja
Akulah Sang Pemuja
mencoba merangkai bait puitis
apa adanya kusemai puji
hanya aku yang tahu
untuk selamanya

Kamis, 18 Maret 2010

ketika tangan Tuhan bekerja


skenario dan lakon yang kita perankan adalah tulisan Sang Khalik. tak ada yang mempu beralih ataupun mengubah peran yang telah digariskan. hidup dan kehidupan telah memiliki porosnya masing-masing. hari esok dan nanti tak ada yang tahu apa yang akan terjadi. rasa gelisah, takut dan was-was menghadapinya pastilah menjadi bumbu yang mengiringi tiap detik manusia. siapa sangka ketika tangan Tuhan bekerja, hari esok berjalan diluar angan dan mimpi yang sempat dirangkai? begitu indah tangan Tuhan bekerja pada setiap sisi kehidupan. aku yang menjadi tokoh utama di hari Senin tanggal 15 Maret 2010 pun tak menyangka dengan suprise yang dihadapkan Tuhan padaku. Siapa yang mampu mengacak skenario yang telah disusun dengan kasih lembut Tuhan? tak ada. Sungguh tangan kasih Tuhan bekerja tanpa kita mampu raih dan rencanakan. hanya doa dan harapan yang selalu merangkai izin dari tangan Tuhan. jangan pernah berputus asa darinya karena tangan Tuhan selalu untuk hamba yang terus memuja dan meminta.


Rabu, 24 Februari 2010

LELAH


Lelah
aku lelah
semakin lelah

lelah
aku bertambah lelah

sungguh aku lelah
berjalan dengan lelah
tertawa pada lelah
menangis dalam lelah

Dan
berakhir bersama lelah




Sabtu, 20 Februari 2010

filosofi durian


tour d'love membuat aku menemukan sebuah filosofi baru tentang durian.
mila: emang ada filosofinya?
ade: adalah, makan banyak bikin perut panas.
ah...kalian salah,semua tau itu kok.Apalagi bisa dicegah dengan minum dari kulitnya. Yang ini beda.
Awalnya aku menganggap, aku sanggup makan banyak. aku kan doyan, tapi ternyata aku tak sanggup.
Indi: Kenapa?
eq:Enek ya?
Bukan. karena filosofinya. BAU DURIAN ITU BISA MENGHILANGKAN SELERA.
Mila: ha..ha..ha. itu bukan filosofi. justru Baunya itu bikin aku bersemangat.
ade: jangan begitu, aku setuju.
Kalian boleh aja mengejek. satu lagi BAU DURIAN BISA BIKIN MABUK. Ayo siapa yang mau membantah??Tidak adakan? karena semobil dengan durian akan membuatmu panik mencari antimo.


Rabu, 27 Januari 2010

Dan Brown, Muhidin M Dahlan, atau Andrea Hirata???


Siapa yang tidak pernah mendengar tentang novel best seller internasional The Da Vinci Code yang penuh kontroversi. Di balik kisah misteri kode-kode Da Vinci ada kreativitas tinggi dari seorang Dan Brown. Dosen Phillips Exeter Academy ini sungguh lihai dalam merangkai kisah menegangkan yang sarat ilmu, pengorbanan dan pengkhianatan.
Akhir cerita yang sulit ditebak dengan karakter tokoh Robert Langdon sebagai tokoh utama menambah daya tarik cerita novel ini. Apa yang unik dari Dan Brown di setiap novel-novelnya: The Da Vinci Code, Angels And Demons, Deception Point, dan Digital Fortress??? Keberanian mengungkap fakta.
Dan Brown tak ragu mengungkap sisi keagamaan, ilmu pengetahuan dan pemerintahan hingga ke titik-titik muslihat yang telah mengakar dan menjadi bagian pengetahuan peradaban manusia. Tak satu pun yang dia ketahui tersembunyi walau itu pahit, kejam, hitam dan benci. Semua diungkap tanpa belas kasihan pada segolongan pihak yang dengan terang disebutkan dalam novel-novelnya.
Sebuah misteri dan rahasia yang tak pernah terlintas sejenak pun dalam nalar manusia mampu dipecahkan dengan penjelasan ilmiah dan logika yang memukau.
Seusai membaca novel-novel Dan Brown, kekaguman luar biasa dengan nakal menusuk hatiku. Sungguh kerabunanku selama ini tentang Negara adikuasa, lembaga ruang angkasa dan sebuah agama besar di dunia ini menjadi sembuh. Mungkin ini hanyalah sebuah novel diantara kisah-kisah perjalanan manusia tapi bagiku semua terasa nyata dan penuh fakta yang tak terbantahkan. Keyakinan ini diperkuat dengan referensi novel yang digunakannya adalah referensi yang jelas dari perpustakaan ternama sebut saja perpustakaan kongres Vatican Codices Exhibit, dan beberapa pihak seperti The Departement Of Paintings Study And Documentation Service. Ya…seperti itulah aku mengenal Dan Brown.
Mari kita bandingkan dengan Muhidin M Dahlan, penulis satu ini pun punya kesamaan dengan Dan Brown. Keberanian. Muhidin sungguh nekad menulis sebuah buku berjudul “Tuhan, izinkan aku menjadi pelacur” sebuah memoar luka seorang muslimah yang diyakini penulis sebagai kisah nyata. Seperti halnya The Da Vinci Code, novel ini juga disambut dengan berbagai kontroversi dari banyak kalangan bahkan sumpah serapah pun tak segan dilontarkan oleh sebagian pembacanya.
Hatiku bergetar saat kisah itu mulai mengalir dalam alur bacaku. Aku telah mendengar selentingan kritik dan cerca orang yang telah membacanya.
Muhidin M Dahlan sungguh seorang ksatria dunia tulis. Tak gentar diuraikan semua yang didengarnya dari tokoh utama dengan diksi yang mendukung kekafiran kisah itu. Ya…aku mengatakan kafir karena sengketa tokoh Nidah Kirani dengan Tuhan. Pertentangan dengan cinta, lelaki, dan pernikahan disuguhkan dengan nuansa kebencian tertinggi anak manusia. Semua berawal dari kekecewaan perempuan yang telah mencapai titik tak tergapai. Sungguh kebencian mewarnai novel ini. Pengakuan-pengakuan terpajang telanjang dalam etalase tak kenal norma.
Tapi sisi lain dalam nurani sedikit mengambil hikmah dari novel yang awalnya kuanggap tak memiliki sisi positif. Mungkin demikianlah nasib manusia yang terlalu cepat menerima perubahan spiritual ke arah puncak pengabdian. Murabbiku pernah berkata bahwa Allah melihat proses yang kita jalani menuju kesempurnaan iman dan takwa. Semakin kusadari pula bahwa memang tak ada yang sempurna baik manusia, lingkungan maupun lembaga. Sebagai diri yang mengaku aktivis dakwah sebuah pikiran bijak melintas dalam nalarku bahwa bila ada hal yang tak sesuai harapan yang kita lihat dalam lingkungan atau lembaga, jangan melihat sistemnya tapi pertanyakan mungkin mereka sedang khilaf.
Sebuah ungkapan dalam novel ini yaitu terkadang dosa yang dihikmati seorang manusia bisa belajar dewasa, lebih baik dianggap angin lalu. Karena jalan menuju kedewasaan terbentang luas bila masih ada jalan jangan memilih jalan penuh dosa.
Perenungan besar yang melahirkan doa terbit dalam jiwaku setelah membaca novel ini. Aku tahu bahwa di jalan dakwah banyak yang berguguran dan futur lalu lari sejauh-jauhnya dari jalan itu tapi janganlah sampai kita terjatuh terlalu dalam hingga ke jurang gelap tanpa cahaya dan rasa. Kalaupun terpaksa gugur seperti daun, biarkanlah daun itu berdaur menjadi humus yang menyuburkan pohon dakwah. Tuhan, izinkan aku tetap teguh di jalan ini.
Lalu ada apa pula dengan Andrea Hirata???
Andrea Hirata tergolong manusia paling beruntung dengan kejeliannya melihat kehausan negeri ini akan motivasi dan inspirasi, novelnya hadir bagai air di tengah gurun. Kontroversikah novelnya hingga saya menyejajarkannya dengan kedua penulis di atas? Bukan. Tapi sosok Andrea Hiratalah yang menuai kontroversi di kalangan penulis. Kok bisa?
Di saat para penulis pemula maupun lama telah makan garam kepenulisan dengan karya yang masih dianggap biasa-biasa saja, karya Andrea langsung menggeser kursi-kursi itu dengan tetralogi Laskar Pelangi yang terpuji. Keirian menjelma dalam hati sebagian penulis karena tanpa latar belakang kepenulisan yang berwarna Andrea Hirata mampu menembus zona Best Seller bahkan film yang mengudara berkat novelnya meraih penghargaan yang luar biasa hingga para pemainnya. Ah, kau Boy sungguh pandai bermain kata. Kau menyihir kami dengan keindahan kata yang menyusun masa kecilmu.
Merekalah penulis-penulis yang tak henti menjadi buah bibir oleh para pemain kata dan pena.



Selasa, 26 Januari 2010

Obesitas pada anak dalam cermin realita


Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan lemak secara berlebihan di dalam tubuh. Saat ini gizi lebih dan obesitas merupakan epidemik di negara maju, seperti Inggris, Brasil, Singapura dan dengan cepat berkembang di negara berkembang, terutama populasi kepulauan Pasifik dan negara Asia tertentu.
Prevalensi obesitas meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir dan dianggap oleh banyak orang sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama (Lucy A. Bilaver, 2009).
WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas. Angka ini akan semakin meningkat dengan cepat. Jika keadaan ini terus berlanjut maka pada tahun 2230 diperkirakan 100% penduduk dunia akan menjadi obes (Sayoga dalam Rahmawaty, 2004).
Panama dan Kuwait tercatat sebagai dua negara dengan prevalensi obesitas tertinggi di dunia, yakni sekitar 37%. Setelah itu Peru (32%) dan Amerika Serikat (31%). Di Brasil, kenaikan kasus obesitas terjadi pada anak-anak sebesar 239%.
Di Eropa, Inggris menjadi negara nomor satu dalam kasus obesitas pada anak-anak, dengan angka prevalensi 36%. Disusul oleh Spanyol, dengan prevalensi 27% berdasarkan laporan Tim Obesitas Internasional (Cybermed, 2003).
Masalah obesitas meluas ke negara-negara berkembang: misalnya, di Thailand prevalensi obesitas pada 5-12 tahun anak-anak telah meningkat dari 12,2% menjadi 15,6% hanya dalam dua tahun (WHO, 2003). Tingkat prevalensi obesitas di Cina mencapai 7,1% di Beijing dan 8,3% di Shanghai pada tahun 2000 (WHO, 2000). Prevalensi obesitas anak-anak usia 6 hingga 11 tahun sudah lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1960-an (WHO, 2003).
Potensi anak Indonesia untuk menjadi obesitas sama besarnya dengan potensi anak-anak di seluruh dunia bila keadaan lingkungan memungkinkan, begitu pula potensi untuk timbulnya konsekuensi medis sebagai akibatnya yang dapat menetap sampai ke masa kehidupan anak tersebut selanjutnya (Dedi Subardja,2004:9 dalam Wijayanti, 2007).
Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional dengan semakin meningginya angka kejadiannya. Selama ini, kegemukan di Indonesia belum menjadi sorotan karena masih disibukkan masalah anak yang kekurangan gizi. Meskipun obesitas di Indonesia belum mendapat perhatian khusus, namun kini sudah saatnya Indonesia mulai melirik masalah obesitas pada anak. Jika dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di kemudian hari.
Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan mencapai tingkat yang membahayakan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas pada anak telah mencapai 11%. Di Indonesia hingga tahun 2005 prevalensi gizi baik 68,48%, gizi kurang 28%, gizi buruk 88%, dan gizi lebih 3,4% (Data SUSENAS, 2005).
Sedangkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3% terdiri dari (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun.
Menurut penelitian DR. Dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) dari FKUI/RSCM bersama koleganya pada tahun 2002 melakukan penelitian di 10 kota-kota besar yaitu Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Semarang, Solo, Jogkakarta, Surabaya, Denpasar, dan Manado dengan subyek siswa sekolah dasar. Hasilnya memperlihatkan prevalensi obesitas pada anak sebesar 17,75 persen di Medan, Padang 7,1 persen, Palembang 13,2 persen, Jakarta 25 persen, Semarang 24,3 persen, Solo 2,1 persen, Jogjakarta 4 persen, Surabaya 11,4 persen, Denpasar 11,7 persen, dan Manado 5,3 persen (Farmacia, 2007).
Terlihat dengan jelas bahwa status gizi balita di Indonesia sedang dihadapkan pada dua masalah gizi ganda, dimana pada kelompok masyarakat tertentu terjadi gizi kurang sedangkan pada kelompok yang lain dihadapkan pada kelebihan gizi (Depkes, 2007).
Masalah obesitas banyak dialami oleh beberapa golongan masyarakat, antara lain balita, anak sekolah, remaja, orang dewasa, dan orang lanjut usia. Dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut mengenai obesitas pada anak sekolah dasar karena anak-anak dalam usia ini umumnya sudah dapat memilih dan menentukan makanan yang disukai dan gemar sekali jajan. Jajan yang mereka beli seperti es, gula-gula atau makanan lain yang tinggi kalori dan lemak serta rendah serat (Wijayanti, 2007).
Masalah obesitas pada anak adalah masalah yang kompleks. Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada anak. Ali Khomsan mengatakan bahwa hereditas (keturunan) menjadi salah satu faktor penyebab obesitas. Peluang seorang anak mengalami obesitas adalah 10% meskipun bobot badan orang tua termasuk dalam kategori normal. Bila salah satu orang tua obesitas peluangnya menjadi 40% dan bila kedua orang tuanya obesitas peluang anak meningkat sebesar 80% (Ali Khomsan, 2003:90 dalam Wijayanti, 2007).
Selain itu salah satu faktor yang berkontribusi pada kejadian obesitas pada anak adalah kurangnya aktivitas fisik. Kegiatan yang berkaitan erat dengan faktor kurang aktivitas fisik adalah lama waktu tidur. Apabila waktu tidur melebihi 8 jam maka dapat berisiko terjadinya obesitas.
Olahraga juga merupakan faktor penting pada kegiatan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.
Terjadinya obesitas pada anak SD juga sering dihubungkan dengan perubahan gaya hidup dan pola makan. Hal ini seiring dengan perkembangan zaman yang menuntun anak-anak lebih cenderung senang dengan makanan di luar rumah. Masih banyak faktor lain yang berperan dalam kejadian obesitas pada anak.
Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang unik. Perkembangan fisik atau jasmani, bahasa, intelektual dan emosional sangat bergantung pada faktor-faktor dari luar. Perkembangan fisik atau jasmani anak berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain.
Menurut data Susenas tahun 1995 dan 1998 di Sulawesi Selatan. angka kegemukan cukup tinggi, yaitu dari 4,7% ke 6,22% dengan menggunakan indikator BB/U median baku WHO-NCHS. Hal ini menunjukkan jika masalah tersebut tidak segera diatasi, maka beban pemerintah khususnya Departemen Kesehatan akan semakin bertambah (Kanwil Depkes, 1998).
Sedangkan prevalensi obesitas pada kelompok umur 6-14 tahun berdasarkan Riskesdar 2007 di Sul-Sel terdapat 7,4% laki-laki dan 4,8% perempuan. Sebuah hasil penelitian lokal yang dilakukan oleh Fatmawati Radjab di SD Nusantara kota Makassar pada tahun 2002 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengukuran antropometri dari 240 siswa dengan kelompok umur 10-12 tahun didapatkan 92 (38%) siswa yang mengalami kegemukan. Yang terdiri dari laki-laki 70 (76,1%) sedangkan perempuan sebanyak 22 (23,9%).
Obesitas yang terjadi di Indonesia bukan hanya ada di daerah perkotaan tetapi telah terjadi di daerah pedesaan. Tidak selalu harus berasal dari keluarga berkecukupan. Makan nasi melebihi porsi pun bisa saja membuat badan menjadi luar biasa subur. Anak –anak di pedesaan, yang bukan dari keluarga berkecukupan pun, sudah tercemar oleh pilihan menu (jajanan) yang sekaliber junk food, selain penganan yang serba manis, dan berlemak tinggi.
Selain itu, rata-rata bayi di desa juga sudah lebih dini dan belum waktunya diperkenalkan jenis makanan padat, sehingga badannya rata-rata melebihi ukuran seusianya, mungkin lantaran ketidaktahuan. Memberi nasi, pisang, bubur, sebelum bayi berumur 5 bulan, Salah satu penyebab kenapa banyak bayi di pedesaan yang gemuk (Nova, 2009).



perjalanan pulang

“Aku harus pulang.”
“Ini masih terlalu pagi, Say.” Rona berusaha menahanku. Diciumnya pipiku. Aku pun memandangi wajah gadis itu. Gadis yang baru kukenal siang tadi. Entah kelebihan apa yang kumiliki sehingga cewek manapun yang kudekati akan pasrah pada tatapanku. Aku memang ganteng, potongan tubuhku macho, dan tatapanku tajam, begitu kata Rona saat membelai wajahku.
Ah, wanita. Bagiku semua sama. Rapuh dan mudah takluk pada pria. Telah banyak wanita yang berhasil kucumbui lalu kutinggalkan. Mereka hanya bisa menangis, menangis dan menangis.
Aku benci air mata. Mengapa dia selalu menumbangkan ketegaran hati? Bahkan wanita paling tegar yang kukenal pun selalu kalah olehnya. Ibu.
Aku tak pernah tahu arti cinta. Yang kutahu cinta itu nafsu.
“Guys, aku pulang ya.” Ku coba melepas rangkulan Rona. Aku tahu dia masih ingin bermesraan denganku. Memang masih terlalu pagi untuk seorang Ryan pulang jam 22.00.
“Ada apa sih, Ryan? Tumben mau pulang, biasanya juga kamu paling bertahan sampai pagi.” Miko heran dengan sikapku.
Aku juga tak tahu kenapa aku ingin pulang. Padahal rumah hanya goa gelap yang akan selalu gelap. Secercah cahaya enggan mampir padanya. Sedangkan disini-klub andalan kami, semua hampir ada. Tawa, canda, keindahan, kenikmatan, kemesraan dan persahabatan. Hanya cinta yang menghindari tempat ini.
“Ehmm, aku tak tahu. Tiba-tiba saja aku ingin pulang. Aku bosan. Nggak rame sih.” Ku coba memberi alasan yang masuk akal.
“Yang lain pasti kesini. Tapi mungkin larut. Leo sama Kribo cuma nonton sama pacarnya. Sejam lagi sudah disini. Dan Si Bule cuma mengantar ibunya ke rumah sakit. Mungkin sekarang sedang menuju kesini.” Miko berusaha menahanku. Mendengar alasan Si Bule belum datanglah yang mengusikku tadi.
Ibu. Kenapa wanita itu selalu menyesakkan dadaku. Aku belum bisa mencintanya. Walaupun dialah satu-satunya milikku. Mungkin.
Malam ini aku terpaksa pulang tanpa menunggu teman lainnya. Kutitip Rona pada Miko. Dan aku mulai membelah malam dengan deru CR-V merahku. Bayangan ibu berkelebat di benak. Apakah dia baik-baik saja? Ah, sejak kapan aku peduli.
Jalanan cukup sepi, tanpa ragu kutambah kecepatan. Dorongan nuansa sunyi malam memaksaku untuk terus menambah kecepatan. Aku ingin cepat sampai di rumah. Entah darimana keinginan itu muncul.
Upss…hampir saja aku menabrak gadis berambut sebahu yang hendak menyeberang. Sepertinya aku salah. Dia sudah terserempet CR-Vku.
“Kamu tidak apa-apa?” Dengan hati-hati kudekati gadis itu.
“Aku tidak apa-apa.” Dia tersenyum menatapku. Matanya jernih seperti mata ibu. Lagi-lagi wanita itu.
“Aku antar pulang ya?” tawarku sekedar basa-basi.
“Tapi rumahku jauh.”
“Oh, nggak apa-apa.” Kali ini aku tulus. Sungguh aneh. Ryan sadar!!!
Sepanjang perjalanan kami hanya diam. Aku benar-benar aneh. Gadis cantik disampingku kudiamkan. Ini di luar kebiasaanku.
Kami berhenti di depan sebuah rumah sangat sederhana. Gadis itu memintaku singgah. Aku berusaha nenolak, tapi karena suara barang pecah dari dalam rumah akhirnya aku ikut masuk.
Tampak seorang laki-laki setengah baya berkursi roda berusaha bangkit meraih segelas air tapi sia-sia. Airnya tumpah tak bersisa sebelum mampir ketenggorokannya.
Gadis itu tampak panik.
“Ayah nggak apa-apa kok, Vina.” Sepertinya dia tidak mau menyusahkan orang lain.
“Kamu pulang dengan siapa?” laki-laki itu menatapku heran.
“Seorang teman, namanya…”
“Ryan.” Segera kuperkenalkan diriku.
“Suruh dia bermalam! Malam sudah larut dan sebentar lagi hujan turun.” pesan laki-laki itu sambil berlalu. Aku hanya diam. Ingin menolak tapi suara petir tak memberi celah.
Vina menunjukkan kamar tamunya lalu berlalu. Malam yang aneh. Oh, mimpikah aku?
***
“Ha… ha… ha… Kak Vina lucu deh.”
Aku menggeliat di bawah selimut. Suara tawa nyaring itu menusuk bawah sadarku. Sempoyongan kugapai pintu kamar. Mencoba menyatu dengan suasana pagi yang cerah.
Hatiku membeku dan mata pun tak berkedip menatap indahnya senyum para tuan rumah. Bercengkerama dalam dawai canda, saling berbagi dan mensyukuri kebersamaannya. Cintakah yang menyatukan mereka dalam berbagai kekurangan?
Senyum dan tatapan Vina seakan berkata,”Beginilah ibu mengajari kami tentang cinta.”
Ibu. Oh… Wanita itu, pernahkah ia mengajarkan tentang cinta padaku? Mungkin ya, tapi hatiku terlanjur kelabu. Tak ada cinta, hanya nafsu untuk memiliki dan menguasai. Terlalu tinggi Vina memaknai cinta. Merawat seorang ayah yang cacat tanpa memberi rezeki. Melindungi adik yang keterbelakangan mental. Ah, cinta inikah campur tanganmu?
***
“Aku harus pulang.” pamitku pada ketiga penghuni rumah sederhana itu. Senyum ketiganya tulus setulus senyum wanita yang mungkin gelisah menantiku. Ah, ibu.
Beribu pikiran bergelantung di peti akalku. Mencoba mencari sisi kehidupan yang bisa mengenalkanku pada cinta. Nihil. Semua pudar tak berbekas. Kutambah kecepatan CR-V merahku. Wajah ibu tiba-tiba menyusup perih dalam pandangan.
Diakah peri cintaku? Tidak. Wanita yang pernah memaksaku pergi dari rahimnya tidak mungkin mengajariku cinta. Pengkhianatan dan kebencian yang justru ku mengerti.
Mungkin bagi Vina, cinta membuatnya bahagia saat orang yang disayangi bahagia. Cinta untuk melayani. Cinta untuk melindungi. Cinta itu memberi bukan meminta. Terlalu picik bila hatiku mengangguk sedang aku hanya inginkan kepuasan.
“Tolong… tolong mundur Pak, Bu!” Hiruk pikuk di sepanjang jalan membuatku kembali ke dunia nyata.
Kecelakaan, gumamku. Kudekati kerumunan dan mencoba menyusup untuk melihat korbannya. Orang kaya berdasi terkapar karena takdir. Seorang anak kecil penjual bunga melemparkan setangkai mawar putih pada sosok yang mungkin sudah tak bernyawa itu. Entah apa maksudnya.
Hatiku miris. Ingin menangis tapi karena apa. Toh, itu bukan naluri seorang laki-laki. Aku pun tak mengenalnya.
“Aku harus segera pulang.” Kembali kususuri jalanan yang mulai macet.
***
Kupandangi seluruh lekuk rumah bercat putih itu sebelum kuputuskan untuk mengetuknya. Sepi. Kuulangi mengetuknya. Tetap tak ada yang merespon. Kucoba untuk memutar gagangnya. Ternyata tidak terkunci. Aku pun melangkah menuju kamarku. Hanya beberapa langkah aku berhenti. Kudapati ibu menangis di depan TV. Dengan ragu kudekati tempat itu. Berita kecelakaan tadi sedang disiarkan. Ternyata laki-laki itu seorang pengusaha kaya sekaligus anggota DPR. Wajar kalau diberitakan. Justru yang tak wajar adalah ibu menangis untuknya. Untuk apa? Haruskah aku bertanya?
Air mata itu juga menyayat hatiku. Aku tak mengerti. Ingin kugenggam tangannya. Tapi tidak mungkin aku melakukan itu. Biarlah dia menyadari kedatanganku. Toh, ia akan memulai bercerita seperti biasanya.
“Kamu sudah pulang, Nak?” suaranya parau semakin mendera ibaku. Aku hanya batuk kecil tanda kalau aku benar-benar ada di dekatnya. Rasa penasaranku mulai membuncah.
“Kenapa Ibu menangis?” pertanyaan itu hanya bisa menggema dalam dada.
“Kamu pernah bertanya, siapa laki-laki bajingan yang berani menjadi ayahmu.” Bibir tipis itu mulai bercerita. Dan akan selalu bercerita walaupun aku kadang tak ingin mendengarnya.
“Dia ayahmu.” Selepas dua kata itu dia beranjak pergi tanpa penjelasan. Membiarkan aku bertanya-tanya. Heran. Tak percaya. Siapa dia? Laki-laki yang meninggal itukah? Laki-laki yang telah menghilangkan ceria ibuku. Laki-laki yang memburamkan hari-hariku. Laki-laki bajingan, begitu aku menyebutnya.
Kenapa ibu menangis untuknya? Seharusnya bersyukur karena dunia ini telah kehilangan seorang pengkhianat cinta. Seperti itukah ibu memaknai arti cinta? Air matanya seakan menjawab tanyaku,” Cinta itu memaafkan bukan mendendam.”
Itukah cinta? Semua pecahan nuansa hari ini memaksaku untuk berlari. Sejauh yang aku bisa.
***
Perjalanan yang bertumpu pada kegundahan jiwaku akhirnya berhenti di kos Miko.
“Mik… Miko…” Tak ada yang menyahut. Kemana sih siang-siang begini? tanyaku dalam hati. Karena tidak terkunci dan sepi, aku masuk. Betapa terperanjatnya aku saat kubuka pintu kamar Miko.
“Rona, ngapain kamu disini?” Aku naik pitam. Walau bagaimana pun Rona masih milikku. Aku belum mencampakkanya. Rona yang sudah hampir telanjang tak tahu harus berkata apa. Segera merapikan diri.
“Seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kamu disini?” Miko membela Rona.
“Bajingan kamu, Mik. Kamu kan tahu Rona masih milikku.”
“Kamu sudah menitipkan dia padaku. Dan seperti inilah aku melindunginya.”
“Oh ya…”
“Ya. Aku bosan hanya mendapatkan sisamu saja. Toh, Rona mencintaiku.” Suara Miko meninggi.
“Persetan dengan cinta.”
“Itu bagi kamu. Karena kamu memang terlahir bukan karena cinta.”
“Kurang ajar!!!” Aku tak bisa menahan emosiku lagi. Kepal tinjuku segera kudaratkan di pipinya. Ku tinggalkan tempat itu dengan kebencian. Kemana lagi aku harus pergi? Mungkinkah aku pulang ke rumah bercat putih itu?
***
Jejak langkah yang kutinggalkan semakin nyata. Tak mungkin aku menghapusnya. Dan itu tampak semakin terang saat aku terdampar kembali ke rumah bercat putih. Kudekati pintu yang tak terkunci. Kemana ibu?, heranku. Segera aku mencarinya. Biasanya kalau aku pulang dia sedang menonton, menjahit, atau di dapur. Tapi kenapa dia tidak ada?
Pasrah. Aku tak menemukannya. Kubawa tubuh penatku menuju kamar. Aku tercekat. Kudapati ibu tergeletak di ambang pintunya.
“Ibu!!!” Lidahku kelu. Tanpa sadar kupanggil wanita itu. Panggilan yang tak pernah singgah di lidahku.
Ketakutan menyelinap dalam hatiku. Sebuah perasaan aneh menjalar dalam aliran darahku. Hubunganku dengan ibu masih hambar. Dan kini dia mau meninggalkanku. Curang. Dia lari begitu saja dari hidupku. Tidak!!!
Kugendong tubuh kurusnya ke mobil. Melaju memburu waktu ke tempat pemberi sedikit harapan. Rumah sakit-tempat yang tak ingin kumasuki.
Sejam sudah aku menunggu tapi ibu masih belum siuman. Aku mulai panik. Hatiku getir. Rasa takut kehilangan menghantuiku. Hanya wanita ini yang setia hidup bersamaku. Sabar merawatku walau dia tak ingin. Tabah membiayai hidupku yang tak karuan. Dulunya kuanggap Miko, Kribo, Leo dan Si Bule yang paling setia bersamaku. Mereka yang memberiku semangat, kegembiraan dan kesenangan. Tapi waktu telah menjawab semuanya. Air mata yang tak pernah kukenal mencoba membasahi sedihku. Sepotong doa bergetar di lidahku. Selamatkan ibu, ya Allah.
Mata ibu mulai terbuka. Sebersit ceria mengembang di bibirku. Kupandangi ibu dengan air mata yang semakin membasahi wajahku.
“Ryan…” pelan diucapkannya namaku.
“Maafkan ibu. Kamu terpaksa ikut menanggung akibat masa laluku. Aku tak tahu apakah hatimu akan tersentuh cinta. Selama ini hanya kebencian yang kulihat dari dirimu. Tapi air mata ini menjadi tanda ada cinta dalam hatimu. Semoga untuk ibu, Nak.” Dihapusnya air mata di pipiku. Kubiarkan tangan yang mulai keriput itu menyentuhku. Sentuhannya semakin meyakinkanku kalau getar yang kurasakan ini adalah cinta. Aku mencintaimu, Bu.



Kamis, 14 Januari 2010

Bila Cinta


Bila cinta
Arus-arus berdendang memecah batu
Gelombang menghapus bibir tak lepuh
Bila cinta


Ucapan manis menghujam terbalas senyum
Merembes kehormatan bernaung janji
Ah, bila cinta
Mahkota bertumit hitam bercahaya
Menggoyahkan roh2 sihir madu secawan
Bila…
Silau angkasa terbuai rona cemerlang
Cinta mengelus tengkuk berbulu nafsu
Dimana arti suci?
Fitrah tulus cahaya Ilahi
Biarlah membara
Mengikis peluh
Bila engkau cinta