Rabu, 10 Desember 2008
jomblo.gue banget
JOMBLO,Gue banget
*Ani Dzakiyah
“Indahnya hidup. Oh…” Kurebahkan tubuhku yang letih setelah jogging. Kurasakan otot-ototku mulai mengalami relaksasi. Kuhirup dalam-dalam aroma kamarku yang lembut namun menyegarkan. Inilah indahnya hidup yang kurasakan. Allah benar-benar Penyayang, menciptakan suasana pagi yang syahdu bagi para pe-jogging.Biar kata aku jomblo, tapi keromantisan itu selalu kurasakan di pagi hari bersama rayuan udaranya.
“Jomblo itu menyedihkan. Jomblo itu petaka.ugh…ugh. pokoknya secepatnya aku harus punya pacar.” Aku teringat kata-kata Indi saat diputusin oleh Si Ryan.Ternyata Indi salah besar. Justru jomblo adalah anugrah.
Tak banyak orang yang mampu menikmatinya. Hanya orang-orang yang jernih hatinya. Sueer …
“Mil…Mila…” Sepertinya ada yang memanggil namaku. Segera kuberanjak dari kasur ke pintu kamar yang sengaja tak kukunci.
“Ya kak. Ada apa?”
“Ada telpon buat kamu, dari seorang ikhwan. Ingat jaga lisan dan hati!”ucap kak Rezky sambil berlalu dari hadapanku meninggalkan sebiji kebingungan di hati.
“Assalamualaikum, ini dengan siapa ya?” Kubuka percakapan itu dengan salam . Tapi kok tak ada sahutan. Apa sudah putus ya?
“Hello…”ku ulangi mengajaknya mengobrol. Aku mulai kesal.
“Hai…Masih kenal dengan suaraku? Aku teman lama kamu. Aku senang banget, akhirnya aku bisa mendengar suara kamu yang seksi itu lagi.” Ucapan di seberang sana membuatku tersedak dan rasanya asrama ini mau roboh saja. Siapa sih orang ini? Iseng amat. gerutuku dalam hati.
“Ini siapa sih? Kayaknya suaranya asing banget di telinga gue.”ucapku cukup keras biar Si Dia sadar dari khayalannya.
“Masa lupa? Kita kan pernah melewati masa-masa indah bersama, saling…”
“Maaf sepertinya aku nggak ingat tuh.”ku potong secepat kilat sebelum ucapannya semakin ngelantur.
“ Tommy.” Ha… Mendengar nama itu bagai tsunami melanda akal sehatku dan sebuah bom tiba-tiba meledak di dasar hatiku.
Segera kututup percakapan itu dengan menjatuhkan gagang telepon dengan sadis dan berlari ke kamar. Aku duduk termenung. Perasaanku campur aduk. Aku tak menyangka, kok dia bisa tahu nomor telepon asrama? Kok dia masih ingat aku? Bukankah semuanya sudah berakhir 4 tahun silam. Ya…Rabbku.
Hari ini menjadi hari paling buruk yang pernah kurasakan. Bayangnya kembali hadir menghantui langkahku yang telah mantap meniti masa depan dalam dakwah dan cinta. Azzam diri tuk menjauhkan diri dari kemaksiatan dan nista terasa goyah olehnya. Ah, mengapa ia menjadi iblis penggoda imanku?
Sering aku begitu naïf saat teman-temanku curhat tentang pengalaman cinta mereka. Bahkan Mery pernah berkata”Jangan munafik, deh! Kita itu butuh cinta dan pendamping yang merhatiin kita.”
Tidak salah memang. Semua orang butuh cinta dan pendamping hidup yang baik dan setia. Tapi semua butuh jalannya masing-masing. Ada jalan pintas dengan pacaran, ada juga jalan yang halal dan di Ridhoi Allah yaitu pernikahan. Dan jalan yang kedua itulah yang akan kupilih.
Jomblo, gue banget. Mungkin seperti itulah jargon yang kupasang rapi di kain jilbabku. Aku bangga dengan status itu, karena dengan status itu aku bisa lebih menata dan menjernihkan hati. Asal jangan menjadi jomblo abadi.
Aku kadang kasian melihat teman-teman aku yang stress karena ulah pacarnya, ada juga sampai malas ke kampus hanya karena cemburu buta. Sungguh tragis memang padahal ada cinta yang abadi dan dijamin tak ada air mata dan kesedihan saat memilikinya yaitu cinta hamba pada Tuhannya.
***
“Kita kan jomblo klasik, Ha…ha…”Itulah sebutan buat gank kami, dibalik gema tawa ada segores duka di wajahku yang mampu mengubah ekspresi Adhe.
“Kamu kenapa, Mil?”tanyanya sambil mengamati raut mukaku yang tampak aneh dimata sipitnya. Aku tak sanggup menyembunyikan masalah ini dan meresapinya sendiri, apalagi harus berhadapan dengan tatapan tajam teman-temanku. Aku pun menceritakan semua yang kualami akhir-akhir ini termasuk sms-sms teror Si Tommy.
“Enjoy aja. Orang kayak gitu maunya di cuekin. Kalo dia nelpon nggak usah diangkat, kalo sms nggak usah dibalas nanti kapok juga.” Ani mulai angkat bicara, seperti biasa dengan gaya super cueknya. Seakan tidak ada masalah dimatanya dan semua hal bisa dihadapin dengan santai. Heran, pintar-pintar kok bawaannya super cuek abis. Kalau dipikir-pikir saran Ani boleh juga tuh bathinku.
Kucoba mengikuti saran Ani. Eh malah aku dapat balasan”Udah sombong ya. Mentang–mentang kuliah di Unhas lupa deh ma temen sendiri. Aku kan hanya mencoba untuk minta maaf dan membuka mata hati kamu kalau aku masih yang terbaik buat kamu”
GUBRAK!!!
“Ni orang kirim sms pake dengkul kali ye. Nyadar pak!malah aku menjadi orang paling sial karena udah kenal sama kamu.”pekikku yang tertahan antara kenangan dan pilu.
Tommy adalah mantan aku dulu waktu SMA, bisa dikatakan dia pacar pertama tapi bukan cinta pertama. Lho kok bisa? Dulukan sekedar gaul daripada dicap nggak laku. Itulah kesalahan besar yang pernah kutempuh dan sampai hari ini kusesali. Kok bisa-bisanya aku jalan sama cowok kayak dia.?Sungguh memilukan.
***
Aku telah melupakan masalah yang pernah menghinggapiku satu bulan yang lalu. Ternyata aku bisa juga terbebas dari sms-sms nggak jelas dan miscall yang tak kenal waktu. Kini aku bisa menikmati akhir pekanku di Mall tanpa harus berkutik dengan sms-sms Si Tommy.
Hari Minggu adalah hari buat refresing setelah lima hari berperang dengan tugas-tugas kuliah. Bagiku moment ini tak boleh disia-siakan, makanya hari ini kuputuskan untuk jalan-jalan ke Mall sekedar cuci mata kalau sempat ya…nonton di bioskop.
Saat aku dan Ella lagi asyik milih kaset tiba-tiba ada seseorang yang menyapaku. Sepertinya aku pernah mendengar suara itu. “Hai …dia tadi menyapaku dengan nama kecilku.”bathinku. Hanya ada satu orang yang biasa memanggilku seperti itu. Segera aku mencari sumber suara itu. Oh…tsunami kembali melanda hatiku, memporak-porandakan hari Mingguku.
“Tommy…”
*Mahasiswi Epid FKM 2006
Anggota FLP Ranting UH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
bwt ani: gimana caranya ngasih saran kalo ga ada shoutboxnya :/ , templatenya dah bagus tinggal di permak aja, terutama kasih shoutbox dll. soal tulisan ana ga bisa komentar, baru belajar juga soalnya
Posting Komentar