Rabu, 18 November 2009

Ada Kalanya


siapa yang tahu bila langkah ini tersandung dan harus meneteskan pilu di wajah.
siapa yang menduga kalau hati terkadang diambang ketidakberdayaan
adakalanya pandangan rabun oleh silau perasaan yang lembut, membawa hati pada pencarian yang kandas.
fenomena-fenomena dalam gerak juang memang tak lepas dari godaan. apalagi kerikil tajam yang menyentuh kadang terlalu sakit menggores hingga sanubari. Tapi semua itu akan membawa kita pada kedewasaan dan kebijakan.
Coba lihat!!!daun-daun di pohon yang rindang tak selamanya bertengger gagah di dahan. Mereka berguguran dalam lelahnya. Ada yang jatuh sia0sia, tapi ada pula yang membusuk kemudian menjadi pupuk yang menambah suburnya pohon itu. Hingga lahirlah daun-daun segar baru menggantikannya.
semua mencoba menjadi yang terbaik walau mereka tahu tak mungkin mampu sempurna.Ada ungkapan yang mengatakan "bila tak mampu menjadi beringin yang tumbuh di puncak bukit maka jadilah belukar. Belukar yang terbaik tumbuh di tepi danau. Bila tak mampou menjadi belukar jadilah rumput tapi rumput yang terbaik yang memperkuat tanggul pinggiran jalan. Jika kita tak mampu menjadi jln raya, jadilah saja jalanan kecil yang membawa orang ke mata air. Tak semua orang akan menjadi nahkoda, tentu ada awak kapalnya. Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya diri kita tapi sejauh mana kita bekerja dan menyelesaikannya"